Aku telah kehabisan hati, demi membenihkan kerinduan yang purba. Namun belum sempat kusematkan angin-angin gurun atau metafora pedihku selama ini, sebening air mata yang mengkristal, secandu berbaring sore dalam alunan kicau camar. Senyummu itulah yang memupuk sedihku, menyelimuti wajahku yang tak bisa kembali cerah.
(Hah, kenapa rumit sekali menuliskan bahwa aku begitu merindukanmu!)
Apakah tidurmu juga terusik?
5 blogger berkata:
melancholic@!!!
apakah saya yang anda rindukan?
@ qori:geer banget sih lo!
@ arie d axel
Mohon dimaklumi ja.
assalamu'alaikum
kunjungan balik nih :)
link arie udah ana add di blogroll milik ana, tapi link ana di tempat arie malah pake nama maya ana, hehe....
salam kenal dan salam ukhuwah :)
Posting Komentar